Peminat Syurga Lebih Sedikit
Kepala sebuah pengajian meminta maaf kepada pembicara karena jamaah yang hadir dalam pengajian tersebut tidak banyak. Ia kembali mengharapkan agar jamaah yang datang dapat mencapai ribuan orang, tetapi ternyata hanya ratusan orang. Ia khawatir apabila pembicara kecewa dengan jumlah yang sedikit itu.
Apa komentar pembicara tersebut? Ia justru bersyukur dan tidak merasa kecewa. Katanya, "Memang calon penghuni surga itu jumlahnya lebih sedikit dibandingkan calon penghuni neraka." Ia pernah membaca koran bahwa di Ancol diadakan pertunjukan maksiat. Yang hadir dalam pesta kemungkaran itu mencapai 700 ribu orang. Meskipun pesta itu dimulai jam delapan malam, tamu sudah mulai datang sejak jam satu siang.
Pembicara kemudian bertanya kepada para hadirin, "Apakah ada pengajian yang dihadiri oleh 700 ribu orang?" Hadirin pun serentak menjawab, "Tidak ada." Ia kemudian bertanya lagi, "Apakah ada studi yang dimulai jam delapan malam, tetapi jamaahnya sudah datang jam satu siang? "Hadirin kembali serentak menjawab," Tidak ada. "Penceramah kemudian berkata," Itulah maksiat, dan inilah pengajian. Kalau ada pengajian dihadiri oleh ratusan ribu orang, bisa jadi studi itu bermasalah. "
Ia juga mencontohkan dakwah Nabi Nuh AS. Beliau berdakwah selama hampir seribu tahun, tetapi pengikut beliau hanya 40 orang. "Karena itu, kalau yang datang di pengajian ini mencapai ratusan orang, itu sungguh sudah bagus. Dan, begitulah calon-calon penghuni surga ", tambahnya.
Lebih jauh, ustaz yang masih muda itu menyampaikan sebuah hadits tentang apa yang akan terjadi pada hari kiamat. Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa nanti pada hari kiamat, Nabi Adam AS akan dipanggil oleh Allah SWT. Ia diperintahkan oleh Allah SWT untuk memisahkan anak-cucunya, mana yang akan masuk surga dan mana yang akan masuk neraka. "Ternyata," kata Nabi Muhammad SAW selanjutnya, "Dari seribu anak-cucu Adam, 999 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan) masuk neraka, dan hanya satu yang masuk surga."
Ia kemudian mengajak jamaah untuk mengamati perilaku manusia setiap hari. "Coba kita amati kehidupan manusia sehari-hari. Kita lihat mereka di pasar, pusat perbelanjaan modern atau mal, televisi, dan di mana saja. Ternyata lebih banyak yang senang bermaksiat dari yang taat kepada Allah SWT. Orang bohong, penipu, ada di mana-mana, sementara yang shalat di masjid sepi-sepi saja. Ternyata manusia itu lebih menyukai neraka daripada surga. "
0 Response to "Peminat Neraka Lebih Banyak & Peminat Syurga Lebih Sedikit"
Posting Komentar