Profesor Tejatat Tejasen mengucapkan kalimat syahadat di Konferensi Kesehatan ke-5 yang diadakan di Riyadh, Saudi Arabia. Beliau adalah Ketua Jurusan Anatomi di Universitas Chiang Mai, Thailand. Sebelumnya menjabat Dekan Fakultas Kedokteran di Universitas yang sama.
Prof. Dr. Tejatat Tejasen
Setelah ditunjukkan beberapa ayat al-Quran dan hadist Nabi kepada Profesor Tejasen yang sesuai dengan keahliannya di dalam bidang anatomi. beliau memberi alasan bahwa mereka juga memiliki kitab dalam agama Budha yang menerangkan gambaran fase perkembangan embrio yang sangat akurat.
Setahun kemudian, Profesor Tejasen datang ke Universitas King Abdul Aziz sebagai penguji dari luar. Pada konferensi di sana, Prof Tejasen diingatkan tentang pernyataan yang dibuatnya setahun yang lalu. Prof Tejasen telah meminta maaf dan mengatakan bahwa pada saat dia membuat pernyataan itu tanpa memahami apa yang dibicarakan saat itu. Ketika ia memeriksa kitab Tripitaka, ia tidak dapat menemukan jawaban atas persoalan yang diajukan kepadanya. Atas dasar ini, Prof Tejasen diberikan buku yang ditulis oleh Profesor Keith Moore tentang persamaan antara embriologi modern dibandingkan dengan apa yang tertulis di dalam al-Quran dan Sunnah.
Kitab Tripitaka Yang disebut oleh Prof Tejasen. Sayangnya beliau tidak menemukan jawabannya
Profesor Moore adalah tokoh yang diminati oleh Prof Tejasen disebabkan Profesor Moore adalah salah satu ilmuwan dunia yang terkenal dalam bidangnya.
Ketika Profesor Tejasen membaca, memahami dan mengkaji buku tulisan Prof Moore ini, ia merasa heran ketika membaca tentang penemuan terbaru dalam hal dermatologi tentang sifat-sifat kulit sebagai salah satu alat indera.
Dinyatakan kepada Profesor Tejasen, "Anda akan tertarik untuk mengetahui isi kitab ini yaitu kitab al-Quran, sebagai referensi pada 1400 tahun yang lalu yang menyentuh tentang persoalan hukuman bagi orang yang tidak beriman atau kafir, yaitu mereka akan masuk ke dalam neraka yang dipenuhi api . Dinyatakan juga bahwa ketika kulit mereka mengalami kerusakan dijilat api, Allah akan membuat kulit yang baru untuk mereka sehingga mereka terus merasakan hukuman sebagai balasan di dalam neraka itu.
'Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kulit mereka hangus, Kami ganti mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. '(QS. an-Nisaa: 56)
Sekelompok muslim menanyakan kepada Prof Tejasen di dalam konferensi itu, "Jadi Anda setuju bahwa konten kitab 1400 tahun yang lalu ini mengatakan kepentingan urat saraf dalam merasakan sakit?"
Profesor Tejasen menjawab, "Ya, saya setuju."
Pengetahuan tentang sifat kulit ini telah diketahui lama sebelumnya berdasarkan ayat di dalam al-quran yang menjelaskan jika seseorang berbuat salah, kemudian dia akan dihukum dengan membakar kulitnya dan kemudian Allah akan menggantinya dengan kulit baru yang menutupi mereka agar tahu bahwa dia disiksa kembali. Kulit memiliki kepekaan yang tinggi terhadap luka bakar. Oleh karena itu, jika kulit terbakar oleh api seluruhannya, badan akan kehilangan kepekaan terhadap efek sakit terbakar. Berdasar alasan inilah maka Allah akan menghukum orang-orang kafir di hari kiamat dengan mengembalikan kulit mereka ke normal secara berulang-ulang, sebagaimana Allah Yang Maha Mulia berfirman dalam al-Qur'an surat an-Nisaa ayat 56.
Kami menanyakan kepada Profesor Tejasen, "Apakah ayat-ayat al-Quran ini datang dari Nabi Muhammad atau dari sumber manusia?"
Profesor Tejasen mengakui bahwa ayat-ayat al-Quran tidak mungkin dari manusia. Tetapi Profesor Tejasen masih bertanya tentang sumber dari mana Nabi Muhammad menerima ayat-ayat itu.
Kami menjawab, "Dari Allah, Yang Maha Agung dan Maha Mulia."
Kemudian dia bertanya, "Siapakah Allah itu?"
Kami menjawab, "Dia adalah pencipta semua yang ada di alam semesta ini baik yang hidup atau tidak hidup. Dialah pencipta alam semesta, satu satunya Yang Maha Mengetahui. Jika kamu menemukan kesempurnaan ciptaanNya, inilah bukti bahwa Dialah Yang Maha Sempurna."
Profesor Tejasen setuju dengan apa yang mereka terangkan kepadanya. Setelah pertemuan dan diskusi itu, beliau kembali ke negaranya di mana dia telah menyampaikan tentang penemuan baru di seminar-seminar lokal maupun internasional.
Ketika Konferensi Kesehatan ke-5 yang diadakan di Riyadh, Profesor Tejasen mengikuti seri seminar tentang tanda-tanda medis dalam al-Quran dan Sunnah. Profesor Tejasen menghabiskan waktu selama empat hari bersama muslim dan bukan Islam di dalam seminar, membingcangkan tentang isi al-Quran dan Sunnah.
Pada sesi terakhir seminar internasional yang dihadiri oleh tokoh-tokoh medis termuka, Profesor Tejasen berdiri dan berkata, "Sejak akhir-akhir ini, saya tertarik untuk mempelajari dan memahami al-Quran yang telah diberikan oleh Syaikh Abdul Majid az-Zindani. Tahun lalu, saya mempelajari tulisan Profesor Keith Moore dan terakhir dari tulisan Syeikh. Dia meminta saya menerjemahkan ke dalam bahasa Thai dan memberikan sedikit kuliah kepada muslim di Thailand. saya telah memenuhi permintaannya. Anda bisa melihatnya sendiri di dalam pita video yang saya berikan kepada Syeikh sebagai sebuah hadiah .
Dari penelitian saya dan apa yang saya pelajari secara keseluruhan dalam konferensi ini, saya percaya bahwa semuanya yang telah tertulis di dalam al-Quran pasti sebuah kebenaran, yang dapat dibuktikan dengan peralatan ilmiah. Sejak Nabi Muhammad yang tidak bisa membaca maupun menulis, Muhammad pasti seorang utusan yang menyebarkan kebenaran yang diturunkan kepadanya sebagai seorang yang dipilih oleh Sang Pencipta. Pencipta ini pasti Allah atau Tuhan. Oleh karena itu, saya berpikir inilah saatnya untuk saya mengucapkan kalimat laa illaha illallah. Saya tidak hanya belajar dari pengetahuan ilmiah selama konferensi itu berlangsung, tetapi ini juga memebri kesempatan yang bagus bagi saya untuk bertemu dengan beberapa ilmuwan baru. Saat yang paling berharga sepanjang konferensi ini adalah ketika saya mengucapkan kalimat syahadat.
"Dan, orang-orang yang diberi ilmu berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar dan menyuruh kepada jalan Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Terpuji."(QS. Saba: 6)
0 Response to "Prof. Dr. Tejatat Tejasen Mengenal Islam Dari Kulit"
Posting Komentar