Pilih Mana: Google Apps atau Microsoft Office?

Google apps telah menjadi kekuatan baru bagi Google yang mampu mendatangkan banyak uang ke kas Google. Kemudahan Gmail dan Google Drive serta layanan lain yang penting untuk kegiatan perkantoran telah menyedot perhatian berbagai instansi untuk menggunakannya. Di lain sisi, Microsoft menjadi pihak yang dirugikan karena umumnya konsumen Google sebelumnya merupakan pengguna Microsoft Office.



Tak hilang akal, Microsoft bahkan telah merilis sejumlah iklan yang memojokkan Google Apps, seperti Gmail dan Google Drive. Dengan menunjukkan berbagai kelemahan Google Apps, Microsoft berharap akan mamu mempertahankan popularitas Microsoft Office. Namun tahukah Anda bahwa munculnya iklan-iklan tersebut justru semakin menunjukkan bahwa Microsoft tengah dalam kondisi ketakutan? Perusahaan tersebut pastinya khawatir Google akan mendominasi ranah office apps seperti yang telah dilakukan pada pasar mobile platform melalui rilis Android OS.

Divisi Google Apps barangkali memang tidak sebesar Microsoft Office, tetapi mengapa Micorosft harus begitu khawatir? Barangkali Microsoft menyadarai bahwa Google Apps telah berkembang begitu cepat. Lihat saja para konsumennya, mulai dari Departemen Sumber Daya Alam Amerika  hingga Hoffmann-La Roche, sebuah perusahaan farmasi asal Swiss. Selain itu proposal yang diajukan Google untuk penggunaan Google Apps di berbagai instansi pemerintah Amerika selama 2012 sebagian besar dalam genggaman. Dari total proposal yang ada, Google memenangkan 23 instansi sementara Microsoft hanya 10 saja.

Faktor utama persaingan Google Apps dan Microsoft Office adalah HARGA. Google hanya meminta $50 per tahun (per orang) untuk penggunaan Google Apps. Sementara Microsoft melalui Office 365 meminta harga terendah $72. Di sisi lain untuk perusahaan yang subscribe layanan Word, Excel, PowerPoint, dll. harus membayar $150/pegawai tiap tahunnya.

Selama beberapa tahun harga yang ditetapkan untuk Google Apps tidak mengalami lonjakan. Google hanya menyiasatinya dengan membatasi layanan gratis sehingga diharapkan akan semakin banyak pengguna yang beralih ke versi berbayar.

Microsoft boleh saja memiliki segudang pengalaman karena telah bekerjasama dengan berbagai perusahaan besar tetapi di sisi lain Google tampaknya memiliki trik yang sangat baik untuk bisa memberikan kepuasan pada pelanggan kecil. Sebagai contoh adalah Google Hangouts. Layanan video chat untuk beberapa orang ini terkoneksi pada Google+ dan menjadikannya sebagai sebuah layanan baru yang sangat mudah dipakai untuk keperluan video conference. Dan hingga saat ini Google tidak menetapkan harga bagi pengguna Google Hangouts.

Bebeda dengan konsumen Google Apps, pelanggan Microsoft Office justru tidak mendapatkan layanan web-based email. Meskipun Microsoft memiliki email storage melalui layanan Outlook.com tetapi itu bukanlah layanan email resmi untuk Microsoft Office karena merupakan dua software berbeda.

Nah, dengan mengetahui kelemahan dan kekuatan masing-masing, mana yang Anda pilih untuk keperluan bisnis Anda saat ini; Google Apps atau Microsoft Office?








Related Posts :

0 Response to "Pilih Mana: Google Apps atau Microsoft Office?"

Posting Komentar